Perlawanan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang

April 02, 2018
Negara kita  Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Jepang. Kali ini mynovelbooks akan membahas perlawanan bangsa Indonesia pada bangsa jepang .Bangsa jepang sudah menjajah bangsa Indonesia selama 4,5 tahun loh. Perlawanan rakyat pada masa pendudukan jepang 

Nah beberapa perlawanan bangsa indonesia dilakukan oleh beberapa daerah di indonesia

Berikut adalah beberapa perlawanan rakyat pada masa pendudukan jepang :

Nama Perlawanan
Tokoh Perlawanan
Latar Belakang
Proses
Akhir
Perlawanan Rakyat Aceh
Tengku Abdul Djalil
Jepang membuat peraturan-peraturan yang menimbulkan kesewenang-wenangan Jepang itu sendiri.
Tengku Abdul Dajalil beserta rakyat Aceh melakukan perlawanan bersenjata terhadap Jepang.
Tengku Abdul Djalil ditangkap dan ditembak mati.
Perlawanan Singaparna, Jawa Barat
K.H. Zaenal Mustofa
Menentang seikerei yaitu menghormati Kaisar Jepang.
Meletusnya perlawanan terhadap Jepang yang dipimpin oleh K.H. Zaaenal Mustofa
K.H. Zaenal Mustofa dan pengikutnya ditangkap dan dihukum mati.

Perlawanan Indramayu, Jawa Barat
H. Madrian
Pengutan padi yang terlalu tinggi oleh Jepang.
Rakyat Lohbener dan Sindang di Indramayu memberontak terhadap Jepang.
Perlawanan yang dipimpin  H.Madriain dapat dipadamkan oleh Jepang.
Perlawanan PETA di Jawa Timur
Supriyadi
Kesewenang-wenangan Jepang kepada rakyat.
Perlawanan ini dipimpin Supriyadi, seorang Shodanco (Komandan pleton).
Peta tanggal 14 Februari 1945
Tertangkapnya para pejuang PETA, kemudian diadili di mahkamah militer di Jakarta dan dihukum mati.

1. Perlawanan Rakyat Aceh

a. Latar Belakang

Pada tahun 1942, Jepang untuk pertama kalinya mendarat di Aceh. Kedatangan Jepang disambut baik oleh rakyat Aceh. Hal tersebut karena propaganda Jepang yang akan memakmurkan bangsa-bangsa di Asia. Namun propaganda Jepang hanya omong kosong belaka. Pada akhrinya bangsa Jepang menindas bangsa Indonesia dengan seenaknya. Banyak perempuan Aceh yang dilecehkan oleh Jepang, rakyat Aceh juga dipaksa untuk menyembah matahari, dan masih banyak lagi kebijakan Jepang yang merendahkan harga diri rakyat Aceh.

b. Proses Terjadinya
Akibat Kesewenang-wenangan Jepang, rakyat Aceh tidak terima. Kemudian, rakyat Aceh melakukan perlawanan bersenjata yang dipimpin oleh Tengku Abdul Djalil. Tengku Abdul Djalil merupakan guru mengaji di daerah Cot Pileng. Tengku Abdul Djalil tidak mau tunduk dan tidak tahan dengan kesewenang-wenangan Jepang. Meskipun Jepang berulang kali membujuk agar dapat berdamai dengan rakyat Aceh, namun Tengku Abdul Djalil dan rakyat Aceh menolaknya. Mereka meimilih melawan Jepang. Akhirnya pertempuran pun terjadi.
c. Akhir Peristiwa
Karena usaha Jepang membujuk damai selalu ditolak. Pada November 1942, Jepang menyerbu Cot Pleing. Ketika penyerbuan yang pertama ini, rakyat sedang melaksanakan salat subuh, dengan persenjataan berupa kelewang, pedang, dan rencong. Akhirnya Jepang dapat dipukul mundur sampai ke Lhokseumawe.
Serangan Jepang yang kedua pun dapat digagalkan oleh rakyat Aceh. Pada akhirnya, serangan Jepang yang ketiga membuahkan hasil dapat ditangkapnya Tengku Abdul Djalil dan ditembak mati, serta wilayah Cot Pleing dapat dikuasai oleh Jepang.

2. Perlawanan Singaparna, Jawa Barat
a. Latar Belakang
Kesewenang-wenangan pemerintah Jepang menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah. Salah satu perlawanan yang mahsyur terjadi di Jawa Barat, khususnya Singaparna. Perlawanan oleh rakyat di Singaparna dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa yang merupakan pemimpin pesantren Sukamnah. Latar belakang perlawanan rakyat di Singaparna karena rakyat diperintahkan untuk melakukan Seikeirei. Seikeirei merupakan suatu upacara penghormatan kepada kaisar Jepang yang dianggap dewa, dengan cara membungkukkan badan ke timur laut atau Tokyo.

b. Proses Terjadinya
Kemudian menanggapi kebijakan Jepang yang semena-mena itu, K.H. Zainal Mustafa menyuruh santri-santrinya untuk tidak melakukan Seikeirei karena Seikeirei merupakan bentuk penyekutuan Tuhan. K.H. Zainal Mustafa mempertebal keyakinan dan keimanan santri-santrinya, serta mengajari santri-santri silat.

c. Akhir Peristiwa
Mengetahui bahwa rakyat Singaparna dan santri Sukamnah tidak mau melakukan Seikeirei, Jepang kemudian melakukan serangan mendadak. Jepang melancarkan serangan ke Sukamnah tahun 1944. Serangan tersebut bertujuan untuk menangkap K.H. Zainal Mustafa. Akhirnya peperangan tidak dapat dihindarkan. Pertempuran yang sengit antara Jepang dengan rakyat Singaparna, dmenangkan oleh Jepang. Jepang berhasil menangkap rakyat Singaparna dan memasukkannya ke tahanan di daerah Tasikmalaya lalu dipindahkan ke Jakarta.
K.H. Zainal Mustafa tidak luput dari penangkapan Jepang. K.H. Zainal Mustafa pada akhirnya dijatuhi hukuman mati. Beliau kemudian dimakamkan di Ancol, selanjutnya makamnya dipindahkan ke daerah Singaparna.

3. Perlawanan Indramayu, Jawa Barat
a. Latar Belakang
Jepang selalu berlaku sewenang-wenang terhadap rakyat Indonesia. Selain itu, Jepang sering membuat kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia. Salah satunya adalah kebijakan penarikan padi hasil panenan yang sangat memberatkan dan merugikan rakyat. Di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada April 1944 muncul perlawanan, berselang tiga bulan setelahnya muncul perlawanan di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener.

b. Proses Terjadinya
Perlawanan terhadap Jepang di Indramayu dipimpin oleh Madrian. Madrian bersama rakyat Indramayu memunyai semboyan �lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan�. Akhirnya pecahlah pertempuran antara rakyat Indramayu melawan Jepang.

c. Akhir Peristiwa
Pertempuran antara rakyat Indramayu dengan Jepang, pertempuran berlangsung yang tidak seimbang. Jepang didukung dengan tentara dan persenjataan yang lengkap, rakyat Indramayu dapat dikalahkan.

4. Perlawanan PETA di Jawa Timur

a. Latar Belakang
PETA (singkatan dari �Pembela Tanah Air�) merupakan organisasi militer bentukan Jepang di Indonesia. PETA dibentuk oleh Jepang pada bulan Oktober 1943 untuk memertahankan Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera dari serangan pasukan Sekutu (Amesrika Serikat, Inggris, Australia, dan Belanda) yang berada di Front Pertempuran Asia Pasifik pada Perang Dunia II.
Kondisi Indonesia yang terpuruk ketika pendudukan Jepang, diantaranya karena kebijakan Jepang, seperti kebijakan penyetoran padi, Romusha, maupun Heiho (tentara yang dipersiapkan untuk ikut bertempur bersama tentara-tentara Jepang di berbagai medan tempur Asia seperti Myanmar, Thailand, dan Filipina)  yang perekrutannya dengan pemaksaan demi kepentingan Jepang, membuat PETA memberontak.

b. Proses Terjadinya
Pemberontakan PETA di Blitar, Jawa Timur tanggal 29 Pebruari 1945 dipimpin oleh Syodanco Supriyadi beserta dua orang temannya yaitu Syodanco Muradi dan Dr.Ismail. Pemberontakan PETA di Blitar merupakan perlawanan terbesar di Jawa ketika itu.

c. Akhir Peristiwa
Akhirnya, dengan kelicikan Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan Pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan perundingan palsu. Perundingan yang dilakukan hanya strategi untuk menjebak perwira PETA. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

Demikian perlawanan bangsa indonesia terhadap bangsa jepang pada masa penjajahan, semoga bermanfaat

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »